Rabu, 20 Juli 2011

Emas : Solusi Investasi Jangka Panjang

Jika akhir pekan lalu harga emas masih di kisaran US$1.587,97 per troy ounce, Senin (18/7) telah merambat ke level US$ 1.600. Sejumlah analis di bursa meyakini, harga emas akan terus melonjak. Bukan tak mungkin, hingga akhir tahun ini harganya berada dikisaran US$1.800- 2.000 per troy ounce.
Selain akibat kisruh debt ceiling di Amerika dan krisis utang Eropa, kuatnya permintaan dari China dan India juga ikut mendongkrak harga emas itu. Tahun lalu, kedua negara tersebut memborong 1.570 ton emas atau sekitar 51% dari total permintaan dunia.
 Nah, tahun ini, permintaan kedua negara tersebut diperkirakan akan mencapai 58%. “Karena itu, di waktu-waktu mendatang harga emas masih akan melanjutkan pendakiannya,” kata Nico Omer Jonckheere, Vice President Research & Analysis Valbury Asia Futures.
Bagi para investor emas, Nico memberi saran agar mereka segera mengoleksi logam mulia itu. Walau pun dalam jangka pendek ada kemungkinan harganya turun, tapi dalam jangka panjang investasi emas sangat menjanjikan.
Soalnya, menurut perkiraan Nico, tiga-lima tahun ke depan harga emas akan mencapai US$5.000 per troy ounce atau naik lebih dari 200%. Artinya, jika investor cukup sabar, mereka berpeluang meraup untung besar dari investasi emas. “Dalam jangka panjang, harga emas bisa tembus US$5.000,” kata Nico.
Naiknya harga emas, yang sudah berlangsung sejak tahun lalu, membuat para petinggi PT Aneka Tambang bisa tidur nyenyak. Soalnya, berkat emas, kinerja BUMN semakin membaik. Namun, menurut Bimo Satriyo, Corporate Secretary PT Aneka Tambang, kenaikan harga saat ini tak membuat BUMN itu buru-buru melepas emas secara besar-besaran. “Antam menjual emas sesuai dengan produksi,” kata Bimo. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar